Hukum Arus Kirchhoff
Hukum Arus Kirchhoff membicarakan
arus listrik pada titik percabangan kawat. Tinjau sebuah titik percabangan
kawat, sebut titik A, seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut.
Arus I1 dan I2 menuju (masuk ke)
titik A, sedangkan I3 dan I4 menjauhi (keluar dari) titik A. Jika aliran arus
dianalogikan sebagai aliran air dalam pipa, Anda tentu akan yakin bahwa jumlah
aliran air sebelum melewati titik A akan sama dengan jumlah air sesudah
melewati titik A.
Demikian pula dengan arus
listrik, jumlah arus listrik yang menuju (masuk ke) titik percabangan (titik A)
sama dengan jumlah arus yang menjauhi (keluar dari) titik percabangan tersebut.
Dengan demikian, pada gambar diatas, secara matematis diperoleh
yang berarti bahwa jumlah arus
listrik pada suatu titik percabangan sama dengan nol. Persamaan (8–10) disebut
Hukum Pertama Kirchhoff atau Hukum Arus Kirchhoff.
Perlu diingat bahwa ketika Anda
menggunakan Persamaan (8–10), arus yang masuk ke titik percabangan diberi tanda
positif, sedangkan arus yang keluar dari titik percabangan diberi tanda
negatif.
Hukum Tegangan Kirchhoff
Hukum Tegangan Kirchhoff
didasarkan pada Hukum Kekekalan Energi. Ketika muatan listrik q berpindah dari
potensial tinggi ke potensial rendah dengan beda potensial V, energi muatan itu
akan turun sebesar qV. Sekarang tinjau rangkaian listrik, seperti diperlihatkan
pada gambar berikut ini.
Baterai dengan tegangan terminal
V akan melepas muatan q dengan energi qV sedemikian sehingga mampu bergerak
pada lintasan tertutup (loop) abcda.
Ketika muatan q melintasi
resistansi R1, energi muatan ini akan turun sebesar qV1. Demikian pula ketika
melintasi R2 dan R3, masing-masing energinya turun sebesar qV2 dan qV3. Total
penurunan energi muatan adalah qV1 + qV2 + qV3.
Sesuai dengan Hukum Kekekalan
Energi, penurunan ini harus sama dengan energi yang dilepaskan oleh baterai,
qV. Dengan demikian berlaku
yang berarti bahwa jumlah
tegangan pada sebuah loop (lintasan tertutup) sama dengan nol. Persamaan (8–11)
disebut Hukum Kedua Kirchhoff atau Hukum Tegangan Kirchhoff.
Penerapan Hukum Kirchhoff pada Rangkaian Sederhana
Rangkaian sederhana adalah
rangkaian yang terdiri dari satu loop. Sebagai contoh, tinjau rangkaian pada
gambar berikut ini.
Tidak ada titik percabangan di
sini sehingga arus pada setiap hambatan sama, yakni I dengan arah seperti pada
gambar. Pilih loop a-b-c-d-a.
Ketika Anda bergerak dari a ke b,
Anda menemui kutub negatif baterai terlebih dahulu sehingga GGLnya ditulis Vab
= E1.
Ketika Anda melanjutkan gerakan
dari b ke c, Anda mendapati arah arus sama dengan arah gerakan Anda sehingga
tegangan pada R1 diberi tanda positif, yakni Vbc = +IR1.
Dari c ke d kembali Anda menemui
GGL dan kali ini kutub positifnya terlebih dahulu sehingga diperoleh Vcd = +E2.
Selanjutnya, tegangan antara d dan a diperoleh Vda = +IR2. Hasil tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam Persamaan (8–11).
Dengan demikian, untuk rangkaian
listrik sederhana, besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian dapat
dicari menggunakan Persamaan (8–12).
Akan tetapi, jangan lupa ketika
memasukkan nilai GGLnya, Anda harus tetap memerhatikan tanda GGL tersebut.
Penerapan Hukum-hukum Kirchhoff pada Rangkaian Majemuk
Rangkaian majemuk adalah
rangkaian arus searah yang lebih dari satu loop. Salah satu cara untuk
menganalisis rangkaian majemuk adalah analisis loop.
Analisis ini pada dasarnya
menerapkan Hukum-hukum Kirchhoff, baik tentang arus maupun tegangan. Berikut
adalah langkah-langkah untuk menganalisis rangkaian majemuk pada gambar berikut
menggunakan analisis loop.
- Tandai titik-titik sudut atau titik cabang rangkaian, misalnya titik a, b, c, d, e, dan f.
- Tentukan arah arus pada tiap cabang, sebarang saja, sesuai keinginan Anda. Lalu, gunakan Persamaan (8–10) untuk mendapatkan persamaan arusnya.
- Tentukan titik tempat Anda mulai bergerak dan lintasan yang akan Anda lalui. Misalnya, Anda ingin memulai dari titik a menuju titik b, c, dan d lalu ke a lagi maka yang dimaksud satu loop adalah lintasan a-b-c-d-a. Lakukan hal yang serupa untuk loop c-d-e-f-c. (a) Jika Anda melewati sebuah baterai dengan kutub positif terlebih dahulu, GGL E diberi tanda positif (+E). Sebaliknya, jika kutub negatif lebih dulu, GGL E diberi tanda negatif ( E). (b) Jika Anda melewati sebuah hambatan R dengan arus I searah loop Anda, tegangannya diberi tanda positif (+IR). Sebaliknya, jika arah arus I berlawanan dengan arah loop Anda, tegangannya diberi tanda negatif (IR).
- Masukkan hasil pada langkah 3 ke Persamaan (8–11).
- Dari beberapa persamaan yang Anda dapatkan, Anda dapat melakukan eliminasi untuk memperoleh nilai arus pada tiap cabang.
Penerapan Hukum Arus Kirchhoff dan Hukum Ohm pada Rangkaian Majemuk
Selain analisis loop, analisis
simpul juga dapat digunakan untuk menganalisis rangkaian majemuk. Analisis ini
menerapkan Hukum Arus Kirchhoff dan Hukum Ohm.
Berikut adalah langkah-langkah
untuk menerapkan analisis simpul pada rangkaian majemuk yang diperlihatkan pada
gambar berikut ini.
1) Pilih salah satu titik
(simpul), misal A, sebagai acuan dengan tegangan nol (ground) dan titik
(simpul) lainnya, misal B, anggap memiliki tegangan V terhadap ground, yakni
VBA = V.
2) Pilih semua arus pada tiap
cabang, yakni I1, I2, dan I3, berarah dari B ke A.
3) Jika pada cabang arus terdapat
baterai (GGL), perhatikan kutub baterai yang ditemui arah arus. Jika arus yang
Anda misalkan masuk ke kutub positif baterai, arus pada cabang tersebut
memenuhi persamaan
dengan subcript c berarti cabang.
Sebaliknya, jika arus yang Anda misalkan masuk ke kutub negatif baterai, arus
pada cabang tersebut memenuhi persamaan
4) Terapkan Hukum Arus Kirchhoff
sebagai berikut.
5) Masukkan I pada langkah 3 ke
langkah 4 maka Anda akan memperoleh nilai V.
6) Untuk mendapatkan arus pada
tiap cabang, Anda tinggal memasukkan nilai V hasil langkah 5 ke persamaan I
pada langkah 3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar